Tuesday, October 18, 2016

PENYEBAB KESUSAHAN KITA

 
Dalam kehidupan pasti akan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Persoalan kehidupan yang mungkin membuat kita resah, merasa terbuang dan merasa bahwa itu adalah upah dari dosa-dosa kita. Persoalan yang datang tersebut dapat saja berupa bencana alam, persoalan ekonomi, persoalan rumah tangga dan mungkin masih banyak lagi yang lainnya. Dan sering kali kita mengambil kesimpulan bahwa persoalan tersebut datang karena dosa-dosa kita, atau kesalahan orang tua dan nenek moyang kita.

Dan tidak jarang pula kita selalu akan bertindak menjadi “hakim” atas kejadian-kejadian ataupun kesusahan yang menimpa orang lain sebagai upah dari dosa-dosa mereka. Kita akan mengatakan bahwa apa yang terjadi terhadap mereka adalah balasan dari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan.

Namun apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus,pada kitap Lukas 13:1-5 tersebut, Bahwa orang-orang yang mati ditangan Pilatus, yang darahnya diambil dan disatukan dalam korban persembahannya (ayat 1) bukanlah mati akibat dosa-dosa mereka. Ayat 2-3 jelas dikatakan Yesus, bahwa belum tentu dosa orang-orang tersebut jauh lebih besar dari dosa orang-orang  yang menanyai Yesus tersebut.

Bila kita beranggapan bahwa setiap orang yang mengalami kesusahan adalah orang-orang yang berdosa, bagaimana kita memandang kesusahan yang dialami oleh Ayub? Kita mengetahui bahwa Ayub adalah orang yang taat kepada Tuhan. Namun Tuhan mengizinkan kesusahan demi kesusahan terjadi pada Ayub. Dimulai dari kematian anak-anaknya, hartanya juga habis, tubuhnya penuh dengan kudis dan istrinya juga tidak memperhatikan dia lagi dan malah menyuruh Ayub untuk mengutuk Allahnya. Apakah itu karena dosa-dosa Ayub, atau dosa dari buyut atau orang tuanya. Tidak. Semua itu memang diizinkan Tuhan terjadi kepadanya, karena Tuhan yakin, Ayub tidak akan bersalah, walaupun kesusahan tersebut menimpa dia.

Pada Yohanes 9:2-3, jelas dikatakan Yesus kepada murid-muridnya bahwa orang buta tersebut bukanlah buta diakibatkan dari dosa siapapun melainkan karena Allah ingin menunjukkan kuasaNya yang besar atas kehidupan kita manusia. Dengan terjadinya kesusahan-kesusahan tersebut, Allah ingin kita lebih mengerti, bahwa semua yang terjadi dalam kehidupan kita semua bersumber dari Allah, dan bila kita mudah untuk memahaminya, kita akan segera mengetahui bahwa Allah sangat berkuasa atas segala sesuatu dalam dunia ini.

Allah akan menunjukkan kuasanya kepada orang yang mungkin lebih mampu untuk menolong orang yang sedang dalam kesusahan tersebut. Dan akan membentuk kita menjadi orang yang lebih bersyukur atas segala nikmat yang kita dapatkan, mau untuk berbagi dengan orang yang mungkin tidak seberuntung kita. Bukan malah mencari keuntungan dari kesusahan orang lain. Yesus tidak menginginkan kita untuk menjadi “hakim” atas kesusahan orang, namun mengharapkan kita untuk bertobat dan lebih memahami bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, itulah kuasa dari Allah. Tidak satu orang pun dapat untuk menolak dan menghindarinya.

Tuesday, October 4, 2016

HIDUP YANG BENAR


Taat kepada aturan adalah kewajiban setiap manusia Orang yang tidak menaati aturan tentunya ada sanksi yang akan diberikan kepadanya. Selama aturan itu ada, selama itu pulalah manusia akan selalu terikat oleh aturan tersebut. Tentunya setiap aturan yang dibuat, bertujuan untuk kebaikan setiap orang. Aturan-aturan tersebut dibuat untuk menjaga kenyamanan, kedamaian dan ketentraman. Tidak ada aturan yang dibuat yang tidak baik.

Demikian pula, taurat yang pertama sekali disampaikan Allah, pada saat bangsa Israel dalam perjalanan keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian. Dimana kita lihat bahwa bagaimana tidak teraturnya bangsa Israel, mereka lebih sering bertindak dengan pikiran mereka sendiri, tanpa tetap berpedoman kepada bimbingan Allah. Sebentar mereka patuh, sebentar tidak lagi, dan malah mereka lebih memilih memuja allah-allah lain tanpa merasa bersalah kepada Allah yang telah membebaskan mereka. Pada saat itulah Musa membawwa taurat kepada bangsa Israel setelah pertemuan Musa dengan Allah, dan Allah menuliskannya pada 2 loh batu. Dan taurat tersebutlah yang menjadi panutan bagi bangsa Israel.

Namun apa yang disampaikan oleh Paulus, pada Galatia 2:16, mungkin sebagian dari kita merasa bahwa hal tersebut sangat bertentangan. Dimana Paulus tidak menilai orang hidup yang benar hanya karena menjalankan taurat dalam kehidupannya, namun hanya karena Kasih Karunia dari Allah melalui putraNya, Tuhan Kita Yesus Kristus. Kenapa demikian? Sebab bila hanya dengan menjalankan Taurat, tidak tertutup kemungkinan kita akan masuk kedalam dosa. Sifat Fanatik, Munafik dan mementingkan kepentingan kita. Dan merasa kita yang paling benar, adalah beberapa sifat yang mengikuti kita, bila kita hanya terpatok pada pelaksanaan Taurat. Namun dengan menyadari Kasih Karunia dari Allah, kita akan sadar bahwa kita hidup bukan untuk kita, tetapi untuk Allah. Kita hidup berdasarkan Kasih Karunia Allah, sehingga kita harus membagi kasih tersebut kepada orang lain. Dan dengan demikian Taurat yang ada akan secara otomatis kita jalankan tanpa ada sifat kefanatikan dan kemunafikan.

PENOLONG YANG SETIA

Setiap manusia pasti akan menghadapi suatu persoalan dalam kehidupannya. Persolan pribadi, rumah tangga, perekonomian, sakit penyakit dan lain sebagainya. Disaat permasalahan menimpa, disaat segala perkara menyusahkan hati dan pikiran kita, tentu kita sangat merindukan datangnya pertolongan itu. Pikiran kita akan selalu mencari, siapa yang patut untuk kita temui untuk mendapatkan pertolongan tersebut. Seringkali kita memikirkan orang-orang yang kuat yang benar-benar mampu untuk menolong kita. Pikiran keduniawian selalu menggoda kita untuk mencari pertolongan yang ada didunia ini atas masalah kita.

Kitab Mazmur diatas, sangat menjelaskan kepada kita, siapa Penolong orang beriman sebenarnya. Mazmur 121:2 mengatakan "Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi". Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita dalam permasalahan kita. Tuhan selalu memberikan cara, namun terkadang kita selalu mengandalkan pemikiran kita, kekuatan kita, sehingga terkadang suara Tuhan kita abaikan dalam permasalahan kita. Kita mempunyai Allah yang besar, bahkan jauh lebih besar dari setiap persoalan kita. Dan sudah sepatutnyalah kita mempercayakan segala persolan kita kepadaNya. 

Mazmur 121:7 berkata " Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakan, Ia akan menjaga nyawamu" Dapat kita simpulkan bahwa, Tuhan akan dengan tetap setia menjaga kita, Seperti kesetiaanya menjaga bangsa Israel dalam perjalanannya keluar dari Mesir. Tuhan  akan menolong kita, mengalahkan segala musuh-musuh kita (Mazmur 54:7)

Tetaplah berdoa, berharap akan pertolongan Allah yang setia, dan kita pasti akan dimampukan dalam menghadapi setiap persoalan kita. AMIN

Sunday, October 2, 2016

DOA

Doa adalah nafas orang yang beriman. Tanpa Doa, niscaha iman kita bisa berkembang dan keyakinan kita akan hampa. Karena dengan Doa kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah kita. Bagaimana mungkin kita bisa menyatakan iman kita, bila kita tidak pernah berdoa. 

Berdoa adalah media kita untuk bisa "berbincang" dengan Allah. Bagaimana mungkin kita bisa merasa dekat dengan Allah, sementara kita tidak pernah berbincang denganNya. Dapat kita bandingkan dengan Orang tua kita. Bila kita tidak pernah bertegur sapa dengan orang tua kita, tidak pernah berbincang dengannya, tidak pernah memberi salam kepadanya, apakah mungkin kita dapat dikatakan anak yang dekat dengan orang tuanya? Demikian juga dengan Allah. Kita tidak akan pernah merasa dekat dengan Allah tanpa berdoa. 

Yesus juga berdoa kepada Allah Bapa dapat kita lihat pada kitab Matius 14:23, Lukas 9:18, Lukas 6:12, Markus14:32, dan mungkin masih banyak lagi ayat pada Alkitab yang menunjukkan Yesus juga berdoa kepada Allah. Dan ini adalah bukti kedekatan Yesus sebagai Anak kepada BapaNya.

Namun sering kali kita beranggapan bahwa doa yang kita sampaikan sia-sia dan tidak pernah mendapatkan jawaban atas doa kita tersebut. Mari kita bandingkan apa yang dikatakan Yesus pada Kitab Lukas 18:1-8. Dalam Kitab Lukas ini Yesus memberikan suatu perumpamaan akan seorang hakim yang tidak takut akan Allah, karena sang hakim merasa risih dengan permohonan seorang janda tersebut, sehingga ia memenuhi semua permintaan janda tersebut. Disini dapat kita ambil kesimpulan adalah bahwa dengan meminta dengan sungguh-sungguh, dan tanpa ada rasa jenuh dan merasa apa yang akan kita minta itu sia-sia, kita minta melalui Doa kepada Allah. Tentunya Allah akan memenuhi permohon kita tersebut. Sepanjang permohonan kita tersebut tidak mencelakai orang lain, atau mencelakai diri kita sendiri. 

Pada Amsal 15:29 tertulis " Tuhan itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengarNya" tentunya kita tidak mungkin berdoa dengan tujuan yang tidak-tidak. Ataupun doa kita bertujuan untuk mencelakai orang lain. Doa yang benar adalah Doa yang tulus. Doa yang disampaikan penuh harapan dan penuh penyerahan diri kepada Allah.

Jadi tetaplah berdoa, untuk diri kita, untuk keluarga dan untuk orang lain yang butuh dukungan akan doa. Dan semoga dengan doa kita, kita bisa semakin dikuatkan dalam menghadapi permasalahan kehidupan kita.
Amin

Saturday, October 1, 2016

ALLAH SETIA. AKU.....????

Siapa yang paling setia diantara kita? Baik itu kepada pasangan atau sahabat kita, terlebih-lebih setia kepada Allah kita. Terkadang dengan adanya kesusahan dan permasalahan, kita selalu merasa Allah tidak setia kepada kita, dan kita selalu berupaya untuk mencari allah-allah lain, yang kita rasa lebih mampu dalam membahagiakan kita dan menolong kita untuk keluar dari permasalahan-2 kita.

Ulangan 7:9 berkata "Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa Tuhan , Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan"

Mazmur 100:5 juga menuliskan "Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun."

Dan mungkin masih banyak lagi tulisan tentang kasih setia Allah kepada manusia didalam Alkitab. Masihkah kita kurang meyakini kesetiaan Allah?

Permasalahan yang kita hadapi bukan tanpa batas, semua pasti akan selesai, tergantung bagaimana sikap kita dalam menyikapi hal tersebut. 

Jadi sahabatku, tetaplah setia kepada Allah, walaupun beribu-ribu kesusahan sedang kita hadapi saat ini, karena Allah kita adalah Allah yang setia, yang selalu ada untuk kita, dan selalu menopang kita dalam setiap permasalahan kita. 

Amin. Tuhan Yesus Memberkati